Banyuwangi - Gunung Ijen di Banyuwangi ditutup bagi wisatawan dan para penambang belerang. Larangan ini menyusul penetapan status gunung dari normal menjadi waspada oleh usat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Penetapan status dari normal ke waspada ditetapkan pada Rabu, 14 Desember pukul 23.00 Wib," jelas Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ijen, Bambang Hari Purwanto, pada detiksurabaya.com di kantornya, Jumat (16/12/2011).
Gejala peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Ijen nampak Oktober lalu. Gempa tremor terus meningkat hingga Desember, rata-rata 27 kali sehari dengan amplitudo 5-6 milimeter.
"Temperatur permukaan air danau juga meningkat. Dari 24 derajat celcius menjadi 34,2 derajat celcius," tambah pria yang akrab dipanggil Hari, ini.
Aktivitas kegempaan, akan memicu gas beracun CO2 yang membahayakan jiwa bila terhirup. Sebab itu, gunung yang memiliki ketinggian 2.443 meter di atas permukaan laut itu mulai hari ini ditutup bagi penambang belerang.
"Gunung Ijen juga ditutup bagi Wisatawan yang akan naik ke ke kawah, kecuali petugas vulkanologi," tegas Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Budi Utomo, pada wartawan mendampingi Hari.
Sementara itu, PT Candi Ngrimbi, perusahaan tambang belerang Gunung Ijen menyatakan, pihaknya untuk sementara menghentikan aktifitasnya. Langkah itu diambil setelah perusahaan menerima surat dari pihak vulkanologi.
"Pemberitahuannya baru hari ini, jadi langsung kita hentikan," jelas Kepala Produksi PT Candi Ngrimbi, Suharsono, pada wartawan dikantornya.
Namun, sambungnya, masih ada sekitar 14 pekerjanya yang berada di pos jaga. Pos jaga itu berjarak sekitar 2 KM dari kawah sehingga tidak masuk dalam radius sterilisasi yang ditetapkan PVMBG.
Setiap hari PT Candi Ngrimbi memproduksi belerang antara 10-15 ton. Belerang itu diambil langsung dari kawah Gunung Ijen oleh 350 penambang yang dipekerjakannya.
Sumber : Detik.com
0 comments:
Posting Komentar